Seperti Apa Perjuangan Claire Foy Meraih Popularitas
A
A
A
NAMA Claire Foy tidak populer hingga pada 2016 dia didapuk menjadi Ratu Elizabeth II muda dalam serial The Crown. Dari situ, peran penting sebagai istri astronot Neil Amstrong dalam First Manhingga Lisbeth Salander dalam waralaba seri Millenium berhasil diraihnya.The Crownadalah serial yang tayang di Netflix pada 2016–2017.
Dari seri ini, aktris kelahiran 16 April 1984 tersebut menyabet penghargaan Golden Globe Award untuk aktris terbaik dalam drama seri televisi dan dua Screen Actors Guild Awards untuk Outstanding Performance by a Female Actorina Drama Series.
Prestasi dan kepopuleran yang diraihnya itu menjadi terasa sentimental saat Foy bercerita tentang awal mula dia menerima tawaran bermain dalam TheCrown. Saat mendapatkan naskah serial itu, dia sedang hamil lima bulan.
Kemudian, pembuat film memintanya untuk mengikuti audisi. Dia pun melakukannya tanpa berharap apa pun. Namun, kenyataan berkata lain. Foy ditawarkan menjadi Ratu Elizabeth II muda.
Dia pun sempat bingung saat membuat keputusan karena kondisinya tengah mengandung. Nekat, aktris berusia 34 tahun itu pun mengambil risiko menerima tawaran tersebut. Empat bulan setelah melahirkan, dia langsung melakukan syuting perdana.
Saat itu dia harus mendaki gunung di Skotlandia dengan payudara yang membengkak penuh ASI karena tidak bisa menyusui buah hatinya. Sebetulnya Foy tetap diizinkan tetap bertemu dan menyusui anaknya.
Namun, semua itu tidak berjalan seperti yang diharapkan. “Benar-benar membuat hati saya hancur. Saya harus menelepon suami dan mengatakan kepadanya agar memberi bayi kami susu formula.
Saat itu saya duduk di Land Rover dan mencoba memompa payudara, tapi alat pompanya rusak. Saat itu saya merasa saya telah membuat kesalahan terburuk dalam hidup,” tuturnya, dikutip DailyTelegraph.
Ternyata itu belum seberapa. Hal terburuk lainnya adalah selama pembuatan film musim kedua pada tahun lalu, suaminya, Foy Stephen Campbell Moore, harus menjalani operasi pengangkatan tumor otak yang kedua dalam lima tahun.
Tujuh bulan kemudian, pasangan itu mengumumkan bahwa mereka telah berpisah. Namun, keputusan telah diambil. Foy pun tetap bertahan menghadapi berbagai badai dalam kehidupannya. Dia tetap berlaku profesional menyelesaikan syuting selama dua tahun untuk The Crown.
“Saya tidak merasa saya didefinisikan dengan bermain sebagai Queen Elizabeth, tetapi merupakan kehormatan besar jika orang menyukai karakter itu dan melihat saya sebagai karakter itu,” ungkapnya, dikutip People.
Dia menegaskan tidak takut meninggalkan “mahkota” dan menepis bahwa dirinya hanya bisa menjadi “seorang ratu”. Ini terbukti benar karena peran-peran yang dimainkan Foy berikutnya memang selalu menjadi bahan perbincangan menarik.
Tercatat, ada tiga film Foy yang tayang tahun ini, yaitu film thriller psikologi karya Steven Soderbergh berjudul Unsane. Ini adalah film yang dibuat Soderbergh hanya dengan menggunakan kamera iPhone 7 Plus.
Lalu, drama biopik tentang pria pertama di bulan, Neil Armstrong, karya Damien Chazelle berjudul FirstMan. Dia beradu akting dengan Ryan Gosling yang menjadi Armstrong. Di sini Foy sebenarnya tidak banyak mengambil scene, tetapi dia berperan sangat efektif lewat ekspresi wajahnya.
Sementara film yang akan dirilis berikutnya adalah The Girl inthe Spider’s Web. Ini adalah rebootfilm pertama versi Amerika yang diberi judul The Girlwith the Dragon Tattoo. Foy menjadi Lisbeth Salander menggantikan Rooney Mara.
Di luar popularitas sebagai aktris yang bersinar, Foy awalnya tidak terlalu mengejar karier di dunia akting. Dia justru mengaku memiliki minat besar dalam bidang politik dan komunikasi.
“Saya pikir dalam hari yang lain saya ingin terjun ke dunia politik. Ini hanya karena saya ingin semua orang jujur ketika mereka berbohong,” ujarnya, dikutip The Independent. Namun, keinginannya itu berubah ketika orang tuanya bercerai.
Foy muda lebih banyak menghabiskan waktu sendirinya dengan menonton banyak film. Dari sinilah rasa cintanya pada akting muncul. Dia lalu memutuskan masuk Liverpool John Moores University untuk belajar drama. Lalu, dia melanjutkan kursus satu tahun di Oxford School of Drama dan lulus pada 2007.
Dari seri ini, aktris kelahiran 16 April 1984 tersebut menyabet penghargaan Golden Globe Award untuk aktris terbaik dalam drama seri televisi dan dua Screen Actors Guild Awards untuk Outstanding Performance by a Female Actorina Drama Series.
Prestasi dan kepopuleran yang diraihnya itu menjadi terasa sentimental saat Foy bercerita tentang awal mula dia menerima tawaran bermain dalam TheCrown. Saat mendapatkan naskah serial itu, dia sedang hamil lima bulan.
Kemudian, pembuat film memintanya untuk mengikuti audisi. Dia pun melakukannya tanpa berharap apa pun. Namun, kenyataan berkata lain. Foy ditawarkan menjadi Ratu Elizabeth II muda.
Dia pun sempat bingung saat membuat keputusan karena kondisinya tengah mengandung. Nekat, aktris berusia 34 tahun itu pun mengambil risiko menerima tawaran tersebut. Empat bulan setelah melahirkan, dia langsung melakukan syuting perdana.
Saat itu dia harus mendaki gunung di Skotlandia dengan payudara yang membengkak penuh ASI karena tidak bisa menyusui buah hatinya. Sebetulnya Foy tetap diizinkan tetap bertemu dan menyusui anaknya.
Namun, semua itu tidak berjalan seperti yang diharapkan. “Benar-benar membuat hati saya hancur. Saya harus menelepon suami dan mengatakan kepadanya agar memberi bayi kami susu formula.
Saat itu saya duduk di Land Rover dan mencoba memompa payudara, tapi alat pompanya rusak. Saat itu saya merasa saya telah membuat kesalahan terburuk dalam hidup,” tuturnya, dikutip DailyTelegraph.
Ternyata itu belum seberapa. Hal terburuk lainnya adalah selama pembuatan film musim kedua pada tahun lalu, suaminya, Foy Stephen Campbell Moore, harus menjalani operasi pengangkatan tumor otak yang kedua dalam lima tahun.
Tujuh bulan kemudian, pasangan itu mengumumkan bahwa mereka telah berpisah. Namun, keputusan telah diambil. Foy pun tetap bertahan menghadapi berbagai badai dalam kehidupannya. Dia tetap berlaku profesional menyelesaikan syuting selama dua tahun untuk The Crown.
“Saya tidak merasa saya didefinisikan dengan bermain sebagai Queen Elizabeth, tetapi merupakan kehormatan besar jika orang menyukai karakter itu dan melihat saya sebagai karakter itu,” ungkapnya, dikutip People.
Dia menegaskan tidak takut meninggalkan “mahkota” dan menepis bahwa dirinya hanya bisa menjadi “seorang ratu”. Ini terbukti benar karena peran-peran yang dimainkan Foy berikutnya memang selalu menjadi bahan perbincangan menarik.
Tercatat, ada tiga film Foy yang tayang tahun ini, yaitu film thriller psikologi karya Steven Soderbergh berjudul Unsane. Ini adalah film yang dibuat Soderbergh hanya dengan menggunakan kamera iPhone 7 Plus.
Lalu, drama biopik tentang pria pertama di bulan, Neil Armstrong, karya Damien Chazelle berjudul FirstMan. Dia beradu akting dengan Ryan Gosling yang menjadi Armstrong. Di sini Foy sebenarnya tidak banyak mengambil scene, tetapi dia berperan sangat efektif lewat ekspresi wajahnya.
Sementara film yang akan dirilis berikutnya adalah The Girl inthe Spider’s Web. Ini adalah rebootfilm pertama versi Amerika yang diberi judul The Girlwith the Dragon Tattoo. Foy menjadi Lisbeth Salander menggantikan Rooney Mara.
Di luar popularitas sebagai aktris yang bersinar, Foy awalnya tidak terlalu mengejar karier di dunia akting. Dia justru mengaku memiliki minat besar dalam bidang politik dan komunikasi.
“Saya pikir dalam hari yang lain saya ingin terjun ke dunia politik. Ini hanya karena saya ingin semua orang jujur ketika mereka berbohong,” ujarnya, dikutip The Independent. Namun, keinginannya itu berubah ketika orang tuanya bercerai.
Foy muda lebih banyak menghabiskan waktu sendirinya dengan menonton banyak film. Dari sinilah rasa cintanya pada akting muncul. Dia lalu memutuskan masuk Liverpool John Moores University untuk belajar drama. Lalu, dia melanjutkan kursus satu tahun di Oxford School of Drama dan lulus pada 2007.
(don)